7.1 Permukiman
Sistem pusat-pusat permukiman memberikan gambaran mengenai susunan hirarki pusat-pusat permukiman dan penyebarannya dalam ruang. Pusat-pusat permukiman yang dimaksud dalam hal ini adalah pusat-pusat yang merupakan ibukota tiap distrik. Pusat-pusat permukiman yang ada di Kabupaten Paniai dapat dikelompokkan menjadi tiga hirarki seperti yang terjaji pada TABEL VII.1 di bawah ini.
Tabel VII.1
Hirarki Pusat- Pusat Permukiman Di Kabupaten Paniai
Hirarki | Pusat permukiman | Kecamatan | Jumlah Atribut | Indeks Sentralitas |
I | Enarotali | Paniai Timur | 12 | 727,35 |
II | Waghete | Tigi | 8 | 163,6 |
Bilogai | Sugapa | 8 | 127,01 | |
Pogapa | Homeyo | 8 | 113,39 | |
III | Obana | Paniai Barat | 7 | 84,75 |
Komopa | Aradide | 6 | 53,93 | |
Nabiah | Agisiga | 4 | 33,26 | |
Bugolaga | Biandoga | 5 | 31,78 | |
Bibida | Bibida | 5 | 26,38 | |
Damabagata | Tigi Timur | 5 | 26,27 | |
Bogobaida | Bogobaida | 4 | 20,22 |
Sumber: RTRW Kabupaten Paniai, 2002
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Paniai saat ini tidak merata. Hal ini terlihat dari kota-kota orde II umumnya berlokasi berlokasi berdekatan dengan kota orde I.
Berdasarkan informasi yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Paniai, perbandingan sistem pusat-pusat permukiman eksisting terhadap RTRW Propinsi dapat diketahui perbedaan antara rencana dan fakta saat ini. Berdasarkan analisis yang telah tertuang dalam RTRW Kabupaten Paniai, perlu peningkatan orde kota di wilayah Kabupaten Paniai. Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan fungsi pelayanan sosial ekonomi kota tersebut dengan penambahan fasilitas pelayanan sosial ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar